Selamat datang di situsku semoga bermanfaat,salam sehat sukses milik kita bersama
profit50ribu

Rabu, 30 September 2009

Diabetes

ASKEP DM
By hanikamioji
DIABETES MELLITUS
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
E. Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
H. Pengkajian
? Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
? Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
? Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
? Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
? Integritas Ego
Stress, ansietas
? Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
? Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
? Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
? Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
? Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
? Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury
J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
? Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
? Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
? Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
? Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
? Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
? Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
? Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
? Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
? Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
? Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
? Kolaborasi dengan ahli diet.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
? Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
? Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
? Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
? Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
? Pantau masukan dan pengeluaran
? Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
? Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
? Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
? Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
? Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
? Kaji tanda vital
? Kaji adanya nyeri
? Lakukan perawatan luka
? Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
? Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
? Hindarkan lantai yang licin.
? Gunakan bed yang rendah.
? Orientasikan klien dengan ruangan.
? Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
? Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
DAFTAR PUSTAKA
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002

Eksim

Eczema Nummular L

Apakah Eksim Itu?

Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.

Apa Saja Gejala Eksim?

Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.

Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap.

Apa Yang Menjadi Penyebab Eksim?

Penyebab dari eksim sebenarnya belum diketahui dengan pasti, namun beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan aktifitas daya pertahanan tubuh (imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi berlebihan terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya pada kulit. Oleh karena itu, eksim banyak ditemukan pada keluarga dengan riwayat penyakit alergi atau asma.

Tiap tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih buruk.

Meskipun penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada banyak kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan pengobatan yang tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim. Perlu diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke orang yang lain.

Bagaimana Cara Pengobatannya?

Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.

Salep atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk mengurangi proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang terlalu berat, dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.

Scratchy4

Bagaimana Cara Pencegahannya?

Munculnya eksim dapat dihindari dengan melakukan beberapa tips dibawah ini :
Jaga kelembaban kulit.
Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak.
Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
Kurangi Stress.
Hindari pakaian yang menggunakan bahan yang menggaruk seperti wool dan lain lain.
Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras, deterjen dan larutan lainnya.
Hindari faktor lingkungan lain yang dapat mencetuskan alergi seperti serbuk bunga, debu, bulu binatang dan lain lain.
Hati hati dalam memilih makanan yang bisa menyebabkan alergi.

Baca Juga :

bila ingin iklan gratis silahkan kunjungi situs ini :
http://mauiklangratis.com/program-peluang-bisnis-dan-tips-sehat.html

butuh tenaga kesehatan

LOWONGAN DETAIL

Posisi 1
:
Perawat
Posisi 2
:
Bidan
Posisi 3
:
Asisten Apoteker
Tanggal Posting
:
30-09-2009
Deskripsi Pekerjaan
:

Kriteria Pelamar
:

Keterangan
:

INFORMASI PERUSAHAAN

Nama Perusahaan
:
Rumah Sakit Santo Antonius
Alamat
:
Jl. Koperasi No. 61
Kota
:
Ampenan - LOMBOK
Propinsi
:
Nusa Tenggara Barat
Telepon
:
0370-636767
Contact Person
:
Rosa
Email
:
antoniusamp@yahoo.com

LOWONGAN DETAIL

Posisi 1
:
Bidan
Posisi 2
:
Asisten Apoteker
Posisi 3
:
Perekam Medis
Tanggal Posting
:
30-09-2009
Deskripsi Pekerjaan
:
Sebagai tenaga perawat, bidan, asisten apoteker, perekam medis yang profesional.
Kriteria Pelamar
:
minimal bisa computer program microsoft Office, berbahasa inggris praktis
Keterangan
:
minimal 1 tahun

INFORMASI PERUSAHAAN

Nama Perusahaan
:
Rumah Sakit Santo Antonius
Alamat
:
Jl. Koperasi No. 61
Kota
:
Ampenan - LOMBOK
Propinsi
:
Nusa Tenggara Barat
Telepon
:
0370-636767
Contact Person
:
Rosa
Email
:
antonius@yahoo.com


GASTRITIS

http://www.youtube.com/watch?v=4Qf8XC1QlJk

Gastritis

From Wikipedia, the free encyclopedia

Jump to: navigation, search
Gastritis
Classification and external resources

Peptic ulcers are usually a sign of gastritis ICD10 = K29.0-K29.7
ICD-9 535.0-535.5
eMedicine emerg/820 med/852
MeSH [1]

Gastritis is an inflammation of the lining of the stomach, and has many possible causes.[1] The main acute causes are excessive alcohol consumption or prolonged use of nonsteroidal anti-inflammatory drugs (also known as NSAIDs) such as aspirin or ibuprofen. Sometimes gastritis develops after major surgery, traumatic injury, burns, or severe infections. Gastritis may also occur in those who have had weight loss surgery resulting in the banding or reconstruction of the digestive tract. Chronic causes are infection with bacteria, primarily Helicobacter pylori. Certain diseases, such as pernicious anemia, chronic bile reflux, stress and certain autoimmune disorders can cause gastritis as well. The most common symptom is abdominal upset or pain. Other symptoms are indigestion, abdominal bloating, nausea, and vomiting. Some may have a feeling of fullness or burning in the upper abdomen.[2][3] A gastroscopy, blood test, complete blood count test, or a stool test may be used to diagnose gastritis.[4] Treatment includes taking antacids or other medicines, such as proton pump inhibitors or antibiotics, or avoiding hot or spicy foods. For those with pernicious anemia, B12 injections are given.[5]

Contents

[hide]

[edit] Causes and Treatment

[edit] Acute

Erosive gastritis is gastric mucosal erosion caused by damage to mucosal defenses.[2] Alcohol consumption does not cause chronic gastritis. It does, however, erode the mucosal lining of the stomach; low doses of alcohol stimulate hydrochloric acid secretion. High doses of alcohol do not stimulate secretion of acid.[6] NSAIDs inhibit cyclooxygenase-1, or COX-1, an enzyme responsible for the biosynthesis of eicosanoids in the stomach, which increases the possibility of peptic ulcers to form.[7] Also, NSAIDs, such as aspirin, reduce a substance that protects the stomach called prostaglandin. These drugs used in a short period of time are not typically dangerous. However, regular use can lead to gastritis.[8]

Regardless of common misconceptions, "Gastritis" is not related to the skin and nervous condition "Gastroitus" which can affect the spinal cord as well as nerve endings in the lower half of the cerebral cortex. Gastroitus can be identified as a series of inflamed marks on the hand, and is most certainly, not in any way related.

[edit] Chronic

If the cardiac sphincter fails to do its job properly, some stomach acid can escape up the esophagus. This causes very painful "heartburn" or "gastritis" in the chest as the esophageal walls are eroded by the hydrochloric acid. Chronic gastritis refers to a wide range of problems of the gastric tissues that are mainly the result of H. pylori infection.[2] The immune system makes proteins and antibodies that fight infections in the body to maintain a homeostatic condition. In some disorders, the body accidentally targets the stomach, believing it is a foreign protein or pathogen. It makes antibodies against, severely damages, and may even destroy the stomach and/or its lining.[8] In some cases, bile, normally used to aid digestion in the small intestine, will enter through the pyloric valve of the stomach, because it had been removed during surgery or may not work properly. This also leads to gastritis. Gastritis may also be caused by other medical conditions, including HIV/AIDS, Crohn's disease, certain connective tissue disorders, or liver/kidney failure.[9]

[edit] Metaplasia

Mucous gland metaplasia, the reversible replacement of differentiated cells, occurs in the setting of severe damage of the gastric glands, which then waste away (atrophic gastritis), which are progressively replaced by mucous glands. Gastric ulcers may develop; it is unclear if they are the causes or the consequences. Intestinal metaplasia typically begins in response to chronic mucosal injury in the antrum, and may extend to the body. Gastric mucosa cells change to resemble intestinal mucosa and may even assume absorptive characteristics. Intestinal metaplasia is classified histologically as complete or incomplete. With complete metaplasia, gastric mucosa is completely transformed into small-bowel mucosa, both histologically and functionally, with the ability to absorb nutrients and secrete peptides. In incomplete metaplasia, the epithelium assumes a histologic appearance closer to that of the large intestine and frequently exhibits dysplasia.[2]

[edit] Helicobacter pylori

Helicobacter pylori colonizes the stomach of more than half of the world's population, and the infection continues to play a key role in the pathogenesis of a number of gastroduodenal diseases. Colonization of the gastric mucosa with Helicobacter pylori results in the development of chronic gastritis in all infected individuals and in a subset of patients chronic gastritis progresses to complications (i.e. ulcer disease, gastric neoplasias, some distinct extra gastric disorders).[10] However, gastritis has no adverse consequences for most hosts and emerging evidence suggests that H. pylori prevalence is inversely related to gastroesophageal reflux disease and allergic disorders. These observations indicate that eradication may not be appropriate for certain populations due to the potentially beneficial effects conferred by persistent gastric inflammation.[11]

[edit] Treatment

Over-the-counter antacids in liquid or tablet form are a common treatment for mild gastritis. Antacids neutralize stomach acid and can provide fast pain relief. When antacids don't provide enough relief, medications such as cimetidine, ranitidine, nizatidine or famotidine that helps reduce the amount of acid the stomach produces are often prescribed. An even more effective way to limit stomach acid production is to shut down the acid "pumps" within acid-secreting stomach cells. Proton pump inhibitors reduce acid by blocking the action of these small pumps. This class of medications includes omeprazole, lansoprazole, rabeprazole, and esomeprazole. Proton pump inhibitors also appear to inhibit H. pylori activity.[12] Cytoprotective agents are designed to help protect the tissues that line your stomach and small intestine. They include the medications sucralfate and misoprostol. If NSAIDs are being taken regularly, one of these medications to protect the stomach may also be taken. Another cytoprotective agent is bismuth subsalicylate. In addition to protecting the lining of stomach and intestines, bismuth preparations appear to inhibit H. pylori activity as well. Several regimens are used to treat H. pylori infection. Most use a combination of two antibiotics and a proton pump inhibitor. Sometimes bismuth is also added to the regimen. The antibiotic aids in destroying the bacteria, and the acid blocker or proton pump inhibitor relieves pain and nausea, heals inflammation, and may increase the antibiotic's effectiveness.[13]

[edit] Symptoms

Severe gastritis is possible when the stomach is viewed without symptoms being present and may be present despite only minor changes in the stomach lining. Seniors have a higher likelihood of developing painless stomach damage. They may have no symptoms at all, such as an absence of vomiting or pain, until they are suddenly taken ill with internal bleeding. Pain in the upper abdomen is the most common symptom. The pain is usually in the upper central portion of the abdomen, the "pit" of the stomach. Gastritis pain can occur in the left upper portion of the abdomen and in the back. The pain seems to travel from the belly to the back. The pain is typically vague, but can be a sharp pain. Belching either doesn't relieve pain or only relieves it for a moment. The vomit is either clear, green or yellow, has a bloody streak in it, or is completely bloody, depending on the severity of inflammation. Bloating and a feeling of fullness or burning in the upper abdomen are also signs of moderate gastritis. Severe gastritis presents pallor, sweating, rapid heart beat, feeling faint or short of breath, severe chest or stomach pain, vomiting large amounts of blood, or bloody or dark, sticky, foul-smelling bowel movements. Masking the pain can be achieved by sitting in a hot shower.[14]

[edit] Diagnosis

Typically, a diagnosis is made based on the patients description of his or her symptoms. If a diagnosis is not possible based on these symptoms, however, other methods are used. Tests for blood cell count, H. pylori, and pregnancy; and liver, kidney, gallbladder, and pancreas functions, may be ordered. Urinalysis may be used, or a stool sample taken, to look for blood in the stool. X-rays may be ordered, as well as ECGs. If none of these tests are able to be used for diagnosis, the patient may be recommended to a gastroenterologist. An endoscopy may be performed, where a flexible probe with a camera on the end is sent into the stomach to check for stomach lining inflammation and mucous erosion. At the same time, a stomach biopsy may be taken to test for gastritis and a variety of other conditions.[15]

[edit] References

  1. ^ "Gastritis". University of Maryland Medical Center (University of Maryland Medical System). 2002-12-01. http://www.umm.edu/altmed/articles/gastritis-000067.htm. Retrieved 2008-10-07.
  2. ^ a b c d "Gastritis". Merck. January 2007. http://www.merck.com/mmpe/sec02/ch013/ch013c.html. Retrieved 2009-01-11.
  3. ^ "Gastritis". National Digestive Diseases Information Clearinghouse (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases). December 2004. http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gastritis/. Retrieved 2008-10-06.
  4. ^ "Gastritis: Diagnostic Tests for Gastritis". Wrong Diagnosis. December 30 2008. http://www.wrongdiagnosis.com/g/gastritis/intro.htm. Retrieved 2009-01-11.
  5. ^ "What is Gastritis?". Cleveland Clinic (WebMD). http://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-gastritis. Retrieved 2009-01-11.
  6. ^ Wolff G (1989). "[Effect of alcohol on the stomach]" (in German). Gastroenterol J 49 (2): 45–9. PMID 2679657.
  7. ^ Dajani EZ, Islam K (August 2008). "Cardiovascular and gastrointestinal toxicity of selective cyclo-oxygenase-2 inhibitors in man" (PDF). J Physiol Pharmacol. 59 Suppl 2: 117–33. PMID 18812633. http://www.jpp.krakow.pl/journal/archive/0808_s2/pdf/117_0808_s2_article.pdf.
  8. ^ a b Siegelbaum, Jackson (2006). "Gastritis". Jackson Siegelbaum Gastroenterolgoy. http://www.gicare.com/pated/ecdgs46.htm. Retrieved 2008-11-18.
  9. ^ "Gastritis". MayoClinic. April 13, 2007. http://www.mayoclinic.com/health/gastritis/DS00488/DSECTION=causes. Retrieved 2008-11-18.
  10. ^ "Helicobacter pylori infection: a clinical overview.". Dig Liver Dis.. August 2008. PMID 18396114. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18396114?ordinalpos=&itool=EntrezSystem2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.SmartSearch&log$=citationsensor. Retrieved 2009-01-12.
  11. ^ Peek, RM (July 2008). "Helicobacter pylori infection and disease: from humans to animal models.". Dis Model Mech.. PMID 19048053. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19048053?ordinalpos=16&itool=EntrezSystem2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_DefaultReportPanel.Pubmed_RVDocSum. Retrieved 2009-01-12.
  12. ^ Boparai V, Rajagopalan J, Triadafilopoulos G (2008). "Guide to the use of proton pump inhibitors in adult patients". Drugs 68 (7): 925–47. PMID 18457460.
  13. ^ "Gastritis: Treatment". CNN (CNN.com). 2008. http://www.cnn.com/HEALTH/library/DS/00488.html. Retrieved 2008-11-18.
  14. ^ "Gastritis Symptoms". eMedicinHealth. 2008. http://www.emedicinehealth.com/gastritis/page3_em.htm. Retrieved 2008-11-18.
  15. ^ "Exams and Tests". eMedicinHealth. 2008. http://www.emedicinehealth.com/gastritis/page3_em.htm. Retrieved 2008-11-18.

[edit] See also

ASTHMA

Sabtu, 26 September 2009

Make blog easy versi yadi

1.How to make Blog free from www.Blogger.com 2.how to maximal service blog 3.how to make e-mail free prom www.Gmail.com
1.How to make Blog free from www.Blogger.com
  • What is blog ?
Blog or Webblog is aflication web its contents your text/scrift,that can read/access to many people .Contents text can ideas,inspiration,join with other account,where they give much money to you if you join.
  • Email ?
Before you make blog,the step first you make account email etc:from gmail

step 1 : From adress,please you write gmail.com,and than enter
step2 : Klick Sign up for gmail
Step3 : In formulir Create an account
(First name,last name,login your like or you want,and then choose a password.)
(in word verification,please write again,type the character you see in the picture below,if
still hard please try again a new character.
step4 : Klick I accept create my account
step5 : Klick I'm ready-show me my account
step6 : Finish klick link "sign out"

EXTENTION!!!
You are remember for yoaur account (email/blog)and than you are remember your password.

  • Blog
Ok.next we are make blog from www.Blogger.com

Step1 : In adress,please write blogger.com,and than enter
Step2 : Klick link "CREATE YOUR BLOG"
Step3 : Crete an account
Your google account gives your acces to gmail and other google service,if you already
have a google account,you can sign in here.
*Write your email
*write your password
*create your name template (You can name religius,health,business etc)
*in Word verification,please write againtext/type the character you see in the picture
below or in box.
*Klick next
Step4 : Create your tittle blog
Exp : http://yadi-health.blogspot.com
*in word verification,please write again text/type the character you see in the picture
below or in box
*Klick next
Step5 : Choise template your like
*Klick "next"
Step6 : Klick "NEW POSTING"
*Write tittle your text
*Write text/scrift in text editor coloum
*Klick "POSTING PUBLICATION" or "SAVE
Step7 : Look your blog,in look blog
*Finish,Klick "sign out"

Ok,good luck,and Godbless you,thank you very much
untuk membuat iklan gratis silahkan kunjungi situs ini:
http://mauiklangratis.com/program-peluang-bisnis-dan-tips-sehat.html




Kamis, 24 September 2009

Hipertensi oh


salah satu penyakit yang diderita para orangtua adalah hipertensi.apakah anda termasuk salah satu penderita hipertensi?bahkan sangat ketakutan ketika dokter memvonis bahwa anda menderita penyakit hipertensi?saya sarankan janganlah penyakit yang ada pada kita menjadi takut yang luar biasa,walau bagaimanapun penyakit tersebut sudah ada pada anda,kita ikhlas dan pasrah pada Sang Pencipta.dalam artian "Yaa Alloh hamba ikhlas penyakit yang diderita sekarang ini,semoga menjadi pelebur dosaku,dan hamba pasrah untuk penyembuhannya karena tiada suatu penyakit kecuali ada obatnya",kita memohon petunjuk dan ikhtiar untuk pengobatannya,pertama kita berobat ke petugas kesehatan.kedua saya mempunyai cara cara ampuh yang di himpun dari berbagai orang yang langsung terkena hipertensi bahkan stroke,

Tips Hidup Sehat08.24.09

Enyahkan rokok, rajinlah berolah raga, hindari makan makanan yang tidak sehat dan selalu memonitor lingkar pinggang.

Anda barangkali sudah sering mendengarkan nasihat tersebut. Di beberapa kesempatan seminar atau ceramah tentang cara hidup sehat pasti akan disinggung empat tip tersebut. Beberapa diantara kita memang sudah dengan disiplin melaksanakannya namun tidak sedikit yang mengabaikan.

Tahukah anda bahwa jika anda melaksanakan keempat tip tersebut dengan disiplin maka anda akan terhindar dari faktor resiko menderita penyakit khronis yang mematikan sebanyak 80%?

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa mereka yang menerapkan pola hidup sehat dalam kesehariannya akan terhindar dari beberapa penyakit khronis seperti kanker, diabetes dan penyakit jantung.

Penelitian terakhir di lakukan di Jerman dengan mengampil sampel sebanyak 23.513 orang dewasa yang berusia antara 35 sampai 65 tahun. Penelitian dimulai pada pertengahan tahun 90an. Faktor yang diperhatikan termasuk berat badan dan tinggi badan, riwayat penyakit sebelumnya, serta makanan yang mereka konsumsi.

Empat pola hidup sehat yang mereka harus ikuti selama delapan tahun penelitian adalah :

  • Tidak merokok.
  • Berolah raga sekurang kurangnya 3,5 jam per mingu.
  • Menjaga body mass index (BMI) kurang dari 30
  • Konsumsi makanan sehat seperti buah buahan, sayur mayur, roti dan mengurangi daging.

Setelah penelitian berjalan, sebagian besar responden hanya melakukan salah satu dari empat kebiasaan tersebut dan hanya 9% yang melaksakan ke empat empatnya.

Setelah mengubah pola hidup yang berpengaruh pada terjadinya penyakit, para peneliti menyimpulkan bahwa mereka yang mengikuti keempat pola hidup sehat tersebut akan menurunkan resiko menderita penyakit khronis sebanyak 78%. Rinciannya sebagai berikut :

  • Resiko menderita penyakit diabetes tipe 2 menurun sebanyak 93%.
  • Resiko menderita penyakit jantung menurun sebanyak 81%.
  • Resiko menderita stroke menurun sebanyak 50%.
  • Resiko menderita kanker menurun sebanyak 36%.

Penelitian ini juga menyebutkan bahwa semakin muda kebiasaan ini dilakukan maka hasil yang dicapai akan semakin memuaskan. Jadi kalau anda ingin senantiasa sehat, segera lakukan keempat tips diatas.

Sumber : Archives of Internal Medicine

ingin membuat iklan gratis silahkan kunjungi situs di bawah ini:
http://mauiklangratis.com/program-peluang-bisnis-dan-tips-sehat.html

klik 30" dapat duit?

Hosting Murah

contoh iklan gratis

http://mauiklangratis.com/program-peluang-bisnis-dan-tips-sehat.html (http://yadi-bisniskesehatan.blogspot.com)